image
AKU Demen
Home
Informasi
Panduan
Pertanyaan Umum
image
Selamat datang di Pertanyaan yang Sering Diajukan
Selamat datang di halaman pertanyaan umum. Anda dapat menemukan jawaban atas pertanyaan Anda di sini.

  1. Gangguan daya ingat (lupa meletakkan barang dan lupa nama)
  2. Disorientasi (penderita sering tersesat ketika keluar rumah sendirian dan bingung tanggal dan waktu)
  3. Kesulitan mengerjakan tugas yang sederhana
  4. Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (seperti mandi, makan, berpakaian)
  5. Perubahan perilaku dan kepribadian (tersinggung, mudah marah, ketakutan, gelisah, bingung, paranoid)
  6. Ketidakmampuan menggunakan bahasa (tidak paham kata umum, nama benda dan mengingat)
  7. Kesulitan berkomunikasi dan mengikuti petunjuk
  8. Menarik diri dari pergaulan
  9. Perubahan pola tidur
  10. Kehilangan motivasi atau inisiatif

  1. Menjaga kesehatan jantung(tidak merokok dan gaya hidup sehat)
  2. Bergerak, berolahraga produktif
  3. Mengkonsumsi sayur/buah (gizi seimbang)
  4. Menstimulasi otak, fisik – mental – spiritual
  5. Bersosialisasi & beraktifitas positif

  1. Latihan aktivitas fisik secara rutin seperti berolahraga dapat mengurangi kecemasan, depresi dan stress. Olahraga dapat membuat gerakan yang bisa  meningkatkan sirkulasi dan membantu mencegah kekakuan otot serta membantu relaksasi.
  2. Menjaga kehangatan dengan memberikan kamar yang hangat dan ventilasi yang baik, menggunakan bahan kain yang nyaman
  3. Menjaga pola tidur dengan dengan membatasi tidur siang supaya kemampuan malam hari tidak menurun. memberi mereka minuman hangat susu (yang tidak mengandung kafein) pada waktu sebelum tidur.
  4. Mengurangi asupan cairan di malam hari dan menghindari minuman seperti teh dan kopi.
  5. Gigi dan gusi sehat

  1. Menyediakan banyak makanan yang tinggi serat, seperti sereal, roti, buah dan sayuran
  2. Menyediakan suplemen yang mengandung serat
  3. Menganjurkan untuk banyak minum air putih
  4. Menganjurkan untuk olahraga teratur
  5. Tidur malam yang baik

  1. Jangan mendebat?, setuju saja?
  2. Jangan gunakan logika?, ganti saja topiknya?
  3. Jangan mencela?, alihkan saja perhatiannya?
  4. Jangan berceramah?, yakinkan saja?
  5. Jangan katakan “Ingat, ya!?”, ajak saja bernostalgia?
  6. Jangan katakan “Saya sudah bilang”?, ulangi saja perkataannya?
  7. Jangan katakan “Tidak bisa”?, kerjakan saja apa yang bisa?
  8. Jangan main perintah?, berikan saja contohnya?
  9. Jangan rendahkan?, malah mendorongnya ?
  10. Jangan paksakan?, memperkuat saja?

Dokter spesialis akan melakukan penanganan demensia kemajuan melakukan penilaian berulang kemampuan kognitif sekitar selama 3 bulan.

Pasien demensia suka berteriak merupakan bentuk dari komunikasi dengan pendamping pasien, karena tidak bisa mengungkapkan dengan bahasa dan kata yang baik maka sering yang ditangkap care giver adalah teriak teriak. Untuk itu kenali dan cari tau penyebabnya misalnya pasien mengalami sembelit.

Mengonsumsi obat sesuai dengan dosis yang didapatkan. Untuk mengurangi risiko munculnya efek samping (seperti mual dan diare), dokter akan memberikan dosis rendah di awal dan secara bertahap meningkatkan dosis setelah beberapa minggu sampai satu bulan.

  1. Mendukung pasien untuk merasa berguna dan memiliki tujuan.
  2. Bantu pasien tersebut untuk membuat jadwal kegiatan keseharian.
  3. Selalu mengingatkan pasien untuk rutin meminum obat.
  4. Izinkan pasien untuk memegang kendali sebanyak mungkin dalam hidupnya.

  1. Berolahraga secara produktif.
  2. Mengkonsumsi buah, sayur yang bergizi seimbang.
  3. Menstimuasi otak, fisik, mental, dan spiritual dengan hal-hal yang positif.
  4. Bersosialisasi.

  1. Mengkonsumsi makanan yang mengandung lemak jenuh, tinggi kolestrol, tinggi gula, dan tinggi garam.
  2. Menarik diri dari lingkungan sosial.

Penyakit demensia tidak bisa disembuhkan, pengobatan demensia hanya mengurangi tanda dan gejala serta mengoptimalkan kemampuan yang masih dimiliki.

Dapat terjadi pada usia muda tetapi risikonya bertambah dengan bertambahnya usia, penyebab demensia pada usia muda yaitu mengalami stress dan gangguan suasana hati yang berdampak pada memori.

Hindari makanan yang tinggi lemak jenuh, tinggi gula, tinggi garam, dan makanan berminyak.

Karena terjadi kerusakan sel-sel syaraf otak dibagian tertentu dan berkurangnya aliran darah pada otak.

mengatasi lupa!

  • Perbanyak Menghafal.

  • Membaca Buku.

  • Memperhatikan Asupan Nutrisi.

  • Melakukan Senam Otak.

  • Berolahraga secara Rutin.

  • Tidur yang Cukup.

  • Aktif Bersosialisasi dengan Orang Sekitar.

mengatasi curiga orang lain 

  • Mendekatkan diri pada Tuhan 

  • Jangan mencari kesalahan 

  • Menjaga perilaku dan ucapan 

  • limpahkan kasih sayang 

  • menjaga komunikasi 

  • mempercayai orang yang bersangkutan .

Mengatasi gangguan tidur 

  • Tidur dan bangun dalam periode waktu yang teratur

  • Makan makanan yang mengandung rendah karbohidrat sebelum tidur

  • Mengurangi konsumsi makanan atau minuman yang bersifat stimulan yang dapat membuat kita terjaga, seperti teh, kopi, alkohol dan rokok.

  • Mandi dengan air hangat 30 menit atau 1 jam sebelum tidur

  • Berolahraga secara teratur


Jadwal minum obat untuk pasien demensia harus disesuaikan dengan jenis obat yang dikonsumsi, dosis, dan anjuran dokter. Berikut adalah beberapa tips untuk menyusun jadwal minum obat pasien demensia

a.Buat Jadwal Tertulis

  • Tuliskan jadwal harian dalam format yang mudah dipahami (pagi, siang, sore, malam).

  • Gunakan warna atau simbol untuk memudahkan pasien atau caregiver mengelola obat 

b.  Gunakan Penginat 

  • Gunakan alaram di ponsel atau jam tangan pintar untuk menginatkan waktu minum obat 

  • pilih kotak obat dengan kompartemen harian untuk menghindari lupa atau salah 

c.  Atur sesuai rutinitas 

  • Menghubungkan jadwal minum obat dengan kebiasaan sehari-hari, seperti setelah makan dan minum 

  • pastikan ada pengasuh atau anggota keluarga yang mengingatkan pasien

d. Kesulitan menelan obat 

  • Meletakkan pil di dalam sendok yogurt, puding, atau pisang yang sudah dihancurkan, lalu telan bersamaan 

  • Memotong atau menghancurkan obat dengan memastikan apakah obat bisa dipotong atau dihancurkan dengan dokter atau apoteker, karena tidak semua obat bisa dihancurkan.

Terapi obat untuk demensia dapat bervariasi tergantung pada jenis demensia yang dimiliki seseorang. Beberapa obat yang umum digunakan, seperti inhibitor kolinesterase (contohnya donepezil, rivastigmine, dan galantamine) dan memantine, umumnya dianggap aman untuk sebagian besar pasien, tetapi penggunaan obat-obatan ini pada individu dengan masalah ginjal atau gangguan fungsi ginjal perlu perhatian ekstra.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan terkait terapi obat demensia dan ginjal. Pada pasien dengan gangguan ginjal, beberapa obat mungkin memerlukan penyesuaian dosis. Misalnya, memantine, yang biasa digunakan untuk Alzheimer, dapat menyebabkan penumpukan obat dalam tubuh jika fungsi ginjal terganggu. Oleh karena itu, penyesuaian dosis sering kali diperlukan pada pasien dengan penurunan fungsi ginjal. Obat-obat seperti donepezil biasanya tidak memerlukan penyesuaian dosis jika ada masalah ginjal ringan hingga sedang. Namun, dalam kasus yang lebih parah, tetap penting untuk memantau penggunaan obat ini secara ketat dan berkonsultasi dengan dokter. Beberapa obat untuk demensia, meskipun aman bagi banyak orang, dapat menyebabkan efek samping yang memengaruhi ginjal atau organ lainnya, terutama jika digunakan dalam jangka panjang atau pada dosis yang tidak tepat. Efek samping bisa berupa gangguan elektrolit atau reaksi tubuh terhadap obat tertentu. Jika seseorang dengan gangguan ginjal membutuhkan terapi obat untuk demensia, pemantauan rutin fungsi ginjal, serta pemantauan efek samping obat, sangat penting. Dokter biasanya akan merekomendasikan tes darah untuk memastikan tidak ada penurunan fungsi ginjal yang signifikan selama penggunaan obat.

Langkah yang Disarankan:

Sangat penting untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau spesialis sebelum memulai atau mengubah terapi obat, terutama jika ada gangguan ginjal yang sudah ada sebelumnya.Tes fungsi ginjal secara berkala, serta evaluasi terhadap efek samping obat, perlu dilakukan untuk memastikan obat yang digunakan aman dan efektif.